Friday, May 4, 2018

Pesan Dari Balik Jeruji, Ahok : Pilih Sahabat Saya (Djarot Sayful Hidayat di Pilgub Sumut 2018)

Tags

Ahok & Sahabatnya

Tidak terasa, kurang lebih separoh masa hukuman atas tuduhan penistaan agama sudah dijalani Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Selama itu pula Ahok tak pernah tampil lagi di depan publik, bahkan sekedar fotonya saja sejak saat itu sudah jarang menyebar di media. Oleh karena juga, para penggemar dan pendukungnya (Ahoker) semakin tak tahan menahan rindu.
Rindu melihat Ahok marah-marah sama penipu dan pengemplang APBD, rindu dengan kebijakannya, motivasinya dan tentu dengan aksinya dalam memimpin dan mengatur tata kelola pemerintan yang bersih, transparan dan professional.
Ahok sekarang bagi pendukungnya adalah sosok yang langka ditemukan Indonesia, beliau banyak menginspirasi para kaum muda melanial yang merindukan pemerintahan Indonesia yang lebih maju dan terutama tidak jauh dari praktek korup. Banyak yang menantikan kehadirannya.
Selain itu, dimata dunia Ahok adalah sosok yang diskriminasi dan sebagai korban perilaku intoleransi oleh para kaum radikal di Indonesia. Tekanan massa/politik memaksa Ahok sementara harus di asingkan dulu, demi keamanan Bangsa dan Negara, termasuk demi kelangsungan pemerintahan sahabatnya Presiden Joko Widodo. Ahok sadar betul, jika memaksakan diri tidak berterima dengan hukumannya, maka taruhannya adalah Jokowi dilengserkan dengan dalih berada dibelakang Ahok. Isu seperti ini sudah massive dibangun FPI dkk sejak semula melakukan demo berjilid menuntut Ahok segera dipenjara. Bahkan, waktu itu sempat terjadi drama isu kudeta yang berhasil diredam Jokowi dini hari sebelum aksi 212 berlangsung.
Berkorban untuk capaian yang lebih besar ternyata bukanlah hal yang sulit untuk dilaksanakan Ahok.
Meskipun Ahok terpenjara, namun masyarakat masih tetap memperbincangkannya, termasuk di media massa. Ternyata pengaruhnya juga masih besar. Sering sekali namanya dibawa-bawa dalam pilkada serentak tahun 2018 ini, baik untuk menggalang dukungan maupun untuk mendiskreditkan Cakada dan partai tertentu dengan framing “pendukung penista Agama” seperti halnya untuk PDI-P, Jokowi dan tak lain untuk Djarot Sayful Hidayat yang maju menjadi Cagub Gubernur Sumatera Utara 2018-2023 didukung koalisi partai PDI-P dan partai PPP.
Untuk tetap menyapa pendukung, Ahok melakukannya dengan cara yang unik, seperti halnya menuliskan pesan dengan tulisan tangannya sendiri serta tak lupa membubuhkan tanda-tangan. Hampir sama dengan itu, para pendukung juga masih rutin mengirim surat kepada Ahok, dan biasanya untuk surat-surat tertentu Ahok akan membalasnya.
Berada dibalik jeruji ternyata tidak membuat Ahok berhenti memberi perhatian untuk isu-isu politik, terkhusus agenda pilkada serentak tahun 2018 sekarang ini. Kelihatannya, semangat membangun bangsa ini masih tetap membara dihatinya meskipun dirinya telah menjadi korban ketidak adilan atas tuduhan “penistaan agama” oleh bangsanya sendiri.
Kegelisahan Ahok akan bangsa ini masih tetap terpelihara di hati dan pikirannya, terlihat jelas dalam isi pesannya kepada kita semua, “Ahokers sejati pasti tegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan. Tidak boleh golput, tetaplah pilih Ahok & sahabatnya. Salam BTP” yang disampaikan pada hari Jum’at (4/05/2018) dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Siapakah sahabat-sahabat Ahok yang dimaksud?
Saya tidak ingin berpanjang lebar, dan tidak ingin memberi berasumsi berlebihan, yang pasti salah satu sahabat terdekatnya tidak lain adalah Djarot Sayful Hidayat. Kedekatan keduanya tak bisa didustakan lagi oleh siapapun, sepertihalnya juga kedekatan dengan Joko Widodo.
Djarot Sayful Hidayat adalah pasangan Ahok dalam memimpin Provinsi DKI Jakarta setelah Jokowi menjadi Presiden RI. Selanjutnya, Ahok bersama Djarot sama-sama bertarung dan berjuang memenangkan pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu, meskipun pada akhirnya harus kalah di putaran ke dua.
Berkaitan dengan pesan yang dituliskan Ahok, tentu kita masih mengingat bahwa Djarot Saful Hidayat juga sering sekali mendapat kampanye hitam selama pilkada DKI Jakarta, termasuk yang paling parah adalah penolakan dan pengusiran Djarot dari Mesjid dengan alasan karena mendukung Ahok sipenista agama.
Tak jauh beda dari saat ini, Djarot yang berjuang memperebutkan kursi Gubernur Provinsi Sumatera Utara bersama Cawagubnya Sihar Sitorus masih sering mendapat serangan kampanye negative, isunya tak jauh beda, yaitu masih tentang “pendukung penista agama” atau disebut sebagai calonnya partai “pendukung penista agama” yang tak lain adalah Ahok. Padahal dari sisi kualitas, Djarot adalah orang yang paling berkompeten dan berpengalaman sebagai bekal membangun Provinsi Sumatera Utara 5 tahun kedepan.
Seperti dalam pesannya, semangat Ahok bagiku sendiri adalah semangat menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan menuju pemerintahan yang bersih, transparan, profesional dan kepemimpinan yang Nasionalis.
Mari dukung dan menangkan sahabat Ahok, Djarot-Sihar (Djoss) yang bertarung di Pilkada Provinsi Sumatera Utara tahun 2018 nomor urut 2. Cukuplah sudah Ahok yang telah teruji kepemimpinannya disingkirkan dengan cara-cara yang tidak elegan, tidak bermoral dan tidak adil oleh para kaum intoleran dan radikal.
Salam sada roha dari Anak Medan.
h o r a s !

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon